Sumber : Iberdrola |
Apakah kalian pernah menonton film yang berhubungan dengan isu-isu perubahan iklim? Saya sering. Entah kenapa saya sangat tertarik menonton film-film yang menjurus ke akhir zaman. Walaupun film-film ini menimbulkan rasa gelisah dan khawatir, itu membuat saya realise, bahwa hal-hal yang ditampilkan dalam film tersebut bisa saja terjadi dan waktu yang tinggal menjawab.
Sumber : NYT |
Terkadang saya berpikir, apakah kita umat manusia bisa mencegah perubahan iklim seperti yang ditampilkan di film-film? Saya ambil contoh dalam film Geostrom. Dalam film tersebut kondisi bumi sering diterpa bencana alam, yang akhirnya semua manusia bersatu dan bekerja sama membangun sebuah satelit yang bisa mengendalikan bencana alam.
Kalau dipikir-pikir sih hebat juga manusia bisa membangun satelit yang ukurannya lebih besar dari pada bumi. Bahwa teknologi bisa dengan sangat mudah mengubah perasaan takut dan gelisah manusia hanya dengan sekali perintah. Mungkin ya, ini bisa menjadi inspirasi para ilmuwan sekarang apakah hal tersebut bisa terjadi atau tidak. Tapi saya punya solusi yang menurut saya tidak perlu repot-repot membuat satelit pengendali bencana alam. Bahkan hal ini bisa dilakukan oleh semua orang.
Sumber Data : BPS Kota Bandung |
Dari data beberapa tahun lalu di kota Bandung saja kita bisa melihat penggunaan kendaraan pribadi khususnya motor ada jutaan orang. Ini belum di kota-kota lainnya seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Yogyakarta dll. Belum lagi kota-kota yang ada di dunia. Lalu apakah kita akan melakukan perubahan diri?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mendadak Diselimuti Salju Setebal 40 Cm, Ada Apa di Sahara?", Klik untuk baca: https://sains.kompas.com/read/2018/01/10/113300423/mendadak-diselimuti-salju-setebal-40-cm-ada-apa-di-sahara.
Penulis : Resa Eka Ayu Sartika
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mendadak Diselimuti Salju Setebal 40 Cm, Ada Apa di Sahara?", Klik untuk baca: https://sains.kompas.com/read/2018/01/10/113300423/mendadak-diselimuti-salju-setebal-40-cm-ada-apa-di-sahara.
Penulis : Resa Eka Ayu Sartika
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Terkadang saya bingung dengan perilaku orang-orang, mengapa mereka pergi menggunakan motor tetapi jaraknya sangat dekat. Hal ini malah menimbulkan kemacetan dimana-mana dan mempercepat polusi. Saran saya adalah gunakanlah kendaran pribadi seperti motor atau mobil dengan bijak. Jika jaraknya jauh gunakanlah kendaraan umum. Kalian juga bisa menggunakan sepeda sebagai alternatif kendaraan jika jaraknya tidak terlalu jauh.
Selain hal tadi masih banyak PR manusia untuk melakukan perubahan diri. Seperti menghentikan penggunaan kantung plastik dengan beralih membawa kantung yang terbuat dari kain. Buanglah dan pisahkan sampah berdasarkan jenisnya, mana yang bisa di daur ulang mana yang tidak. Mulailah peduli dengan lingkungan seperti menanam tumbuhan hijau disekitar rumah. Dan masih banyak lagi.
Lalu bagaimana dengan industri-industri yang kadang selalu membuang limbah pabriknya secara sembarangan? Hal itu juga bisa mencemari lingkungan bukan? Yang terpenting menurut saya adalah people powernya terlebih dahulu baru menyasar ke industri-indsutri besar. Karena perubahan kecil akan berdampak besar.
Saya tahu bahwa manusia mempunyai kepentingan masing-masing. Tapi apa salahnya kita mulai memikirkan orang-orang sekitar, bahkan secara tidak langsung bisa dimulai dari diri sendiri. Perubahan yang kita buat bukan hanya untuk kita, tapi untuk semua. Jika kalian bertanya dimana peran pemerintah dalam hal ini? Menurut saya, lebih baik kita coba lakukan yang terbaik dulu entah itu dimulai dari pribadi ataupun lingkungan. Karena hal-hal tadi akan secara tidak langsung mengirimkan sinyal kepada pemerintah bahwa perilaku masyarakatnya telah menjadi lebih baik. Dan semoga pemerintah bisa menerima sinyal itu, lalu melakukan tugasnya.
Karena saya tidak mau masa depan bumi kita berakhir seperti di film Water World dimana semua daratan ditutupi oleh air karena pemanasan global. Atau berakhir seperti di film The Day After Tomorrow bumi berakhir membeku seperti es. Atau yang lebih parah seperti film 2012 dimana bumi sepertinya sudah gerah dan ingin balas dendam terhadap perilaku manusia.
Pertanyaannya, apakah saya dan kalian siap melakukan perubahan diri untuk mencegah perubahan iklim?
Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda
juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang
diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis
(IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini
Ngeriii juga ya perubahan iklim, jadi bener harus berbenah diri nih
ReplyDeletebener sekali, jadi kita harus mulai berubah dari sekarang minimal dari hal yang kecil
Delete