Skip to main content

Perubahan Diri dan Perubahan Iklim

  Sumber : Iberdrola Apakah kalian pernah menonton film yang berhubungan dengan isu-isu perubahan iklim? Saya sering. Entah kenapa saya sangat tertarik menonton film-film yang menjurus ke akhir zaman. Walaupun film-film ini menimbulkan rasa gelisah dan khawatir, itu membuat saya realise, bahwa hal-hal yang ditampilkan dalam film tersebut bisa saja terjadi dan waktu yang tinggal menjawab.  Film-film yang berhubungan dengan isu lingkungan ini sebenarnya ingin memberikan pesan positif kepada penontonnya. Bahwa kita sebagai penghuni bumi tidak bisa bertindak seenaknya saja dan juga tindakan kita hari ini akan mempengaruhi kondisi bumi di masa depan. Kurang lebihnya adegan dalam film-film ini seperti bumi membeku, daratan menghilang, kekeringan yang berkepanjangan, banyak makhluk hidup yang punah, dan beberapa kejadian yang menjurus ke akhir zaman.   Bukan sekedar fantasi lagi seperti di dalam film, perlu kalian ketahui bahwa tanda-tanda perubahan iklim juga sudah semakin di depan mata. Co

Perubahan Diri dan Perubahan Iklim


 Sumber : Iberdrola

Apakah kalian pernah menonton film yang berhubungan dengan isu-isu perubahan iklim? Saya sering. Entah kenapa saya sangat tertarik menonton film-film yang menjurus ke akhir zaman. Walaupun film-film ini menimbulkan rasa gelisah dan khawatir, itu membuat saya realise, bahwa hal-hal yang ditampilkan dalam film tersebut bisa saja terjadi dan waktu yang tinggal menjawab. 

Film-film yang berhubungan dengan isu lingkungan ini sebenarnya ingin memberikan pesan positif kepada penontonnya. Bahwa kita sebagai penghuni bumi tidak bisa bertindak seenaknya saja dan juga tindakan kita hari ini akan mempengaruhi kondisi bumi di masa depan. Kurang lebihnya adegan dalam film-film ini seperti bumi membeku, daratan menghilang, kekeringan yang berkepanjangan, banyak makhluk hidup yang punah, dan beberapa kejadian yang menjurus ke akhir zaman.
 
Bukan sekedar fantasi lagi seperti di dalam film, perlu kalian ketahui bahwa tanda-tanda perubahan iklim juga sudah semakin di depan mata. Contohnya, seperti terjadi di gurun Sahara pada tahun 2018 lalu tiba-tiba daerah tersebut diselimuti oleh salju. Fenomena ini juga terjadi pada tahun sebelumnya 1979, 2016 dan 2017. Lalu ada kebakaran lahan yang sangat hebat terjadi di Australia pada tahun 2019 yang menyebabkan 18,6 juta hektar lahan terbakar dan menewaskan 34 orang. Di Indonesia sendiri sudah banyak tanda-tandanya, seperti banjir bandang, puting beliung, kebakaran lahan dan masih banyak lagi.

 

Sumber : NYT

Terkadang saya berpikir, apakah kita umat manusia bisa mencegah perubahan iklim seperti yang ditampilkan di film-film? Saya ambil contoh dalam film Geostrom. Dalam film tersebut  kondisi bumi sering diterpa bencana alam, yang akhirnya semua manusia bersatu dan bekerja sama membangun sebuah satelit yang bisa mengendalikan bencana alam. 

Kalau dipikir-pikir sih hebat juga manusia bisa membangun satelit yang ukurannya lebih besar dari pada bumi. Bahwa teknologi bisa dengan sangat mudah mengubah perasaan takut dan gelisah manusia hanya dengan sekali perintah. Mungkin ya, ini bisa menjadi inspirasi para ilmuwan sekarang apakah hal tersebut bisa terjadi atau tidak. Tapi saya punya solusi yang menurut saya tidak perlu repot-repot membuat satelit pengendali bencana alam. Bahkan hal ini bisa dilakukan oleh semua orang.

Perubahan Diri
 
Hal yang paling mudah untuk mencegah perubahan iklim ke arah negatif adalah dengan melakukan perubahan diri ke arah positif. Perubahan diri yang saya maksud adalah merubah kebiasaan negatif kita yang perlahan-lahan kita ubah menjadi positif. Contoh, jika kalian sering memakai kendaraan pribadi untuk bepergian sebaiknya kalian menggunakan kendaraan umum. Kenapa? Jika satu orang menggunakan kendaraan pribadi dan jumlah orang dalam satu kota ada jutaan bisa kebayangkan jumlah emisi gas buang dari setiap masing-masing kendaraan tersebut. Selain tidak baik untuk kesehatan, hal ini tentunya dapat mempercepat terjadinya polusi udara yang lama-lama akan menimbulkan bencana.

Sumber Data : BPS Kota Bandung


Dari data beberapa tahun lalu di kota Bandung saja kita bisa melihat penggunaan kendaraan pribadi khususnya motor ada jutaan orang.
Ini belum di kota-kota lainnya seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Yogyakarta dll. Belum lagi kota-kota yang ada di dunia. Lalu apakah kita akan melakukan perubahan diri?

1979, 2016, dan 2017.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mendadak Diselimuti Salju Setebal 40 Cm, Ada Apa di Sahara?", Klik untuk baca: https://sains.kompas.com/read/2018/01/10/113300423/mendadak-diselimuti-salju-setebal-40-cm-ada-apa-di-sahara.
Penulis : Resa Eka Ayu Sartika

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
1979, 2016, dan 2017.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mendadak Diselimuti Salju Setebal 40 Cm, Ada Apa di Sahara?", Klik untuk baca: https://sains.kompas.com/read/2018/01/10/113300423/mendadak-diselimuti-salju-setebal-40-cm-ada-apa-di-sahara.
Penulis : Resa Eka Ayu Sartika

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Terkadang saya bingung dengan perilaku orang-orang, mengapa mereka pergi menggunakan motor tetapi jaraknya sangat dekat. Hal ini malah menimbulkan kemacetan dimana-mana dan mempercepat polusi. Saran saya adalah gunakanlah kendaran pribadi seperti motor atau mobil dengan bijak. Jika jaraknya jauh gunakanlah kendaraan umum. Kalian juga bisa menggunakan sepeda sebagai alternatif kendaraan jika jaraknya tidak terlalu jauh.

Selain hal tadi masih banyak PR manusia untuk melakukan perubahan diri. Seperti menghentikan penggunaan kantung plastik dengan beralih membawa kantung yang terbuat dari kain. Buanglah dan pisahkan sampah berdasarkan jenisnya, mana yang bisa di daur ulang mana yang tidak. Mulailah peduli dengan lingkungan seperti menanam tumbuhan hijau disekitar rumah. Dan masih banyak lagi.

Lalu bagaimana dengan industri-industri yang kadang selalu membuang limbah pabriknya secara sembarangan? Hal itu juga bisa mencemari lingkungan bukan? Yang terpenting menurut saya adalah people powernya terlebih dahulu baru menyasar ke industri-indsutri besar. Karena perubahan kecil akan berdampak besar.

Saya tahu bahwa manusia mempunyai kepentingan masing-masing. Tapi apa salahnya kita mulai memikirkan orang-orang sekitar, bahkan secara tidak langsung bisa dimulai dari diri sendiri. Perubahan yang kita buat bukan hanya untuk kita, tapi untuk semua. Jika kalian bertanya dimana peran pemerintah dalam hal ini? Menurut saya, lebih baik kita coba lakukan yang terbaik dulu entah itu dimulai dari pribadi ataupun lingkungan. Karena hal-hal tadi akan secara tidak langsung mengirimkan sinyal kepada pemerintah bahwa perilaku masyarakatnya telah menjadi lebih baik. Dan semoga pemerintah bisa menerima sinyal itu, lalu melakukan tugasnya.

Karena saya tidak mau masa depan bumi kita berakhir seperti di film Water World dimana semua daratan ditutupi oleh air karena pemanasan global. Atau berakhir seperti di film The Day After Tomorrow bumi berakhir membeku seperti es. Atau yang lebih parah seperti film 2012 dimana bumi sepertinya sudah gerah dan ingin balas dendam terhadap perilaku manusia.

Pertanyaannya, apakah saya dan kalian siap melakukan perubahan diri untuk mencegah perubahan iklim?

 

 

Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini

Comments

  1. Ngeriii juga ya perubahan iklim, jadi bener harus berbenah diri nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener sekali, jadi kita harus mulai berubah dari sekarang minimal dari hal yang kecil

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Aisatsu dan Kehidupan di Jepang

•Bab Selingan Pada bab selingan ini saya akan membagikan tata cara salam dalam Bahasa Jepang dan kehidupan orang Jepang. Seperti kita ketahui bahwa orang Jepang itu ramah tamah. Mereka sangat menghargai satu sama lain. Dalam pekerjaan, Budaya mengantri, rasa empati yang menurut saya cukup tinggi. Di Jepang sendiri, pekerjaan sekecil apapun akan dihargai. Akan dibayar. Mereka akan selalu mengucapkan otsukaresamadesuta ketika selesai bekerja. Karena mereka menghargai pekerjaan orang lain. (otsukaresamadesuta = kerja bagus/terima kasih untuk hari). Satu yang buat saya kagum adalah, mereka sangat menghargai waktu. Sangat. Karena waktu adalah uang. Dan uang adalah kehidupan. Di Jepang jika kita tidak kerja kita tidak akan hidup. (yah itu dimana mana juga sama sih). Tapi menurut pengalaman Sensei saya yg pernah magang ke Jepang, bahwa orang Jepang itu sangat gila akan pekerjaan. Banyak sekali orang yg rela lari lari di pagi hari supaya tidak ketinggalan kereta agar tidak terlambat m

[BLOG GIIAS] Mobil Impian Yang Akan Menjadi Nyata